Kepolisian Daerah Metro Jaya masih terus memeriksa saksi-saksi untuk mengungkap penyebab kebakaran pabrik PT Mandom Indonesa Tbk, di Cikarang, Bekasi, yang terjadi pada 10 Juli 2015. Sampai saat ini sudah dua orang saksi ahli yang diperiksa Polda Metro dan enam orang saksi dari pihak PT Iwatani Industrial Gas Indonesia (IIGI) yang diperiksa penyidik.
Saksi ahli Prof. Dr. Ir. Anondho Wijanarko M. Eng, guru besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan ahli keselamatan kerja, pekan lalu (23 November 2015) menjelaskan antara lain, kebocoran yang terjadi di ruang filling machine diduga merupakan kebocoran noktah yang terakumulasi dari suatu saluran yang dialiri LPG.
Jadi, “Bukan kebocoran lubang besar di mana pemuaian fluida bertekanan 15 bar yang teruapkan secara ekstrim menimbulkan kebisingan dan gumpalan embun yang akan teramati oleh personil di ruang filling machine, “ jelas Anondho seperti disampaikan oleh TM. Luthfi Yazid, kuasa hukum PT Iwatani.
Anondho juga menjelaskan, kebocoran LPG tidak semata-mata terjadi di flexible hose/tube atau selang namun bisa terjadi di berbagai saluran di mana LPG mengalir, baik didalam saluran internal filling machine maupun saluran eksternalnya.
Saksi ahil dari Universitas Indonesia itu mengatakan, proses pemasangan kembali instalasi filling machine seharusnya ada Hazard Operability Studies (HAZOPS) yang menginformasikan poin-poin keselamatan kerja yang adequate (mencukupi) dan reliable (handal). “Namun hal itu saya kira tidak dilakukan, “ ujarnya.
Sebelumnya, Dr Kunihiko Koike, pakar ilmu fisika terapan dan kimia terapan dari Osaka University, Jepang, yang sudah dimintai kesaksiannya menyatakan meskipun tidak ada yang abnormal atau kerusakan pada filling machine dan selang, adanya kebocoran gas dari bagian head mesin pada saat pengisian LPG tidak dapat dihindarkan. Gas yang tersisa pada bagian head mesin pengisian akan mengalami kebocoran setiap kali head terlepas pada saat selesai pengisian.
Kesaksian dua ahli itu berbeda dengan pernyataan Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti. Krishna sebelumnya menyatakan kebakaran pabrik itu disebakan bocornya flexible tube atau selang gas yang terpasang pada mesin deodorant parfum spray (DPS) filling line 2.
“LPG yang bocor dari flexible tube tersulut oleh elemen pemanas mesin dryer yang terpasang di mesin DPS filling tersebut,” ujar Krishna di Polda Metro Jaya Rabu, 14 Oktober 2015.